Tanjung Raya, (Sumbarone ) - Sebanyak 128 warga korban bencana banjir bandang yang terjadi di Jorong Sungai Rangeh, Nagari Bayua, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam masih bertahan di tempat pengungsian hingga Selasa (12/12/2023).
Walinagari Bayua Hadi Fajrin menyebutkan, warga yang terdampak banjir bandang tersebut memilih bertahan di tempat pengungsian karena khawatir terjadi bencana susulan. Pasalnya intensitas hujan masih tinggi melanda wilayah Kecamatan Tanjung Raya terutama saat sore dan malam hari.
“Kondisi sekarang masih belum kondusif sehingga warga korban bencana banjir bandang memilih bertahan di tempat pengungsian. Mereka juga khawatir terjadi banjir bandang susulan mengingat curah hujan masih tinggi,” kata Hadi Fajrin saat ditemui Selasa (12/12/2023) di ruang kerjanya di Bayur.
Ia menambahkan, 128 warga korban banjir bandang di Jorong Sungai Rangeh hingga kini mengungsi di dua tempat, yakni di Kantor Walinagari Bayua sebanyak 63 jiwa, dan SDN 02 Bayua sebanyak 65 jiwa dengan memakai 2 kelas.
“Untuk kebutuhan korban yang mengungsi sampai saat ini masih cukup dan terpenuhi. Kita juga telah mendirikan dapur umum untuk memenuhi konsumsi para pengungsi,” jelasnya.
Sementara itu, Camat Tanjung Raya Roza Syafdefianti mengatakan, pemerintah telah menurunkan tiga unit alat berat ke lokasi terdampak bencana banjir bandang untuk melakukan pembersihan material dan normalisasi sungai.
Ketiga alat berat tersebut yakni 1 excavator milik BWS V Sumatera, 1 excavator dan 1 whel loader milik Dinas PUTR Agam.
“Alat berat sudah beroperasi pasca kejadian bencana banjir bandang untuk membuka akses jalan antar jorong dan membersihkan sisa material,” katanya, saat bermusyawarah di Posko bencana banjir bandang di Bayur.
Roza Syafdefianti menyampaikan, bencana banjir bandang yang terjadi pada Kamis sore dan Jum’at malam kemarin itu sempat menutup akses jalan antar jorong sepanjang 100 meter dengan ketinggian material 1 sampai 2 meter. Selain merusak lahan pertanian masyarakat, material lumpur dan batu juga meluluhlantahkan 1 unit sekolah taman kanak-kanak (TK) Kembang Melati dan 2 rumah warga.
Selain itu, 1 mushala rusak berat akibat dihantam material lumpur dan batu berukuran besar.
Banjir bandang kali ini juga merusak lapangan voli, dan puluhan rumah warga, dengan Rinciannya 10 unit rumah rusak berat, 3 unit rusak sedang, dan 21 unit rusak ringan akibat dimasuki material lumpur, dan material batu yang besar.
Kepala TK Kembang Melati Jorong Sungai Rangeh Meriyanti, menyebutkan pada awalnya TK itu tidak begitu berat kerusakannya. Tetapi setelah hari kedua hujan kembali turun dan langsung menghantam sekolah TK kami dan tidak berbekas.
Sebelumnya pihak sekolah dan komite berupaya memindahkan beberapa peralatan pokok seperti warles printer dan alat lainnya dipindahkan ke Balairung. Tetapi saat bencana susulan datang sekolah kami hilang dan barang yang dititipkan di Balairung ikut hanyut dan rusak, kata Meriyanti.
Untuk belajar anak TK 32 orang kita laksanakan di Posko bencana depan kantor Walinagari Bayur.
Untuk menghilangkan Trouma peserta didik dan orangtua wali murid pihak sekolah bersama Walinagari menghadirkan penyegaran dengan trauma hiling dari Pramuka Peduli Agam. Demikian ditambahkan Meriyanti. (Ys-one)