Urai Kemacetan Jalan Padang Luar Hingga Simpang Malalak, Kendaraan Besar Dilakukan Peralihan Arus


Agam, (sumbarone.) - Parahnya Kemacetan ruas jalan Simpang Padang Luar Arah Simpang Malalak (ruas P.025) yang hanya memiliki jarak tempuh kurang lebih 9 kilometer, bisa menghabiskan waktu hingga 4 Jam perjalanan, telah menjadi perhatian tersendiri bagi Forum Lalu Lintas Provinsi Sumatera Barat.

Pasalnya, keluhan demi keluhan yang disampaikan masyarakat pengguna jalan yang melewati jalur tersebut akhir-akhir ini sudah banyak beredar di media sosial, dari mulai keluhan parahnya kondisi badan maupun bahu jalan akibat dilewati kendaraan berkapasitas besar, hingga lemahnya pengaturan lalu lintas pada ruas jalan tersebut, seperti yang dikatakan oleh Yuli, salah seorang masyarakat pengguna jalan yang hampir tiap hari rutin melewati jalan tersebut.

“Saya sangat mengeluhkan kondisi ini Pak, apalagi saya perhatikan minimnya keberadaan petugas Lalu Lintas dalam mengurai kemacetan yang terjadi,” katanya. Dia juga berharap agar para pihak terkait segera memikirkan hal ini agar perjalanan masyarakat pengguna jalan tidak terhalang akibat banyak menghabiskan waktu saat melintas di jalur tersebut.

“Saat ini Alhamdulillah beberapa petugas Dinas Pekerjaan Umum saya perhatikan sudah mulai melakukan penimbunan badan dan bahu jalan, namun jika petugas yang mengatur lalulintas jalan tidak mencukupi, saya rasa itu juga tidak banyak berpengaruh dalam mengurangi kemacetan, jadi saya berharap petugas DLLAJ juga bisa membantu petugas Lantas dari kepolisian, di samping adanya kebijakan pihak terkait dalam mengurangi kendaraan besar yang melewati jalur ini,” pintanya.

Kapolresta Bukittinggi Kombes Pol Yessi Kurniati, SIK, MM, melalui Kasat Lantas Polresta Bukittinggi AKP Andhika Trisna Wijaya, SIK, mengatakan bahwa, sehari sebelumnya pihaknya sudah melakukan rapat pada tingkat Forum Lalu Lintas bersama seluruh pihak terkait di kantor Dinas perhubungan Provinsi Sumbar.

“Memang ada beberapa poin yang telah diputuskan bersama menyangkut bagaimana mencarikan solusi yang tepat dalam mengatasi kemacetan yang terjadi dan upaya penyelesaian kerusakan pada badan dan bahu jalan pada ruas jalan tersebut,” katanya.

Menurut Andhika poin yang menjadi urgent yang segera dilakukan tersebut adalah membagi arus kendaraan. “Yang menjadi perhatian khusus kita bersama saat ini adalah upaya pengalihan kendaraan bersumbu 3 atau lebih ke jalur sitinjau lauik, kecuali kendaraan Bus angkutan orang dan BBM, menimbang segala sisi, baik secara ekonomi maupun waktu para penumpang,” terangnya.

Dia juga mengatakan bahwa penempatan petugas Lantas di lapangan, bukan hanya adanya kemacetan saja, namun dari mulai pengalihan arus lalu lintas pasca putusnya akses jalan Lembah Anai itu sudah dilakukan.

“Dari awal pengalihan Kita sudah tempatkan petugas di lapangan, dan bahkan pihak Lantas Polresta Bukittinggi bersama masyarakat setempat juga sempat melakukan upaya penimbunan lubang-lubang bahu dan badan jalan, guna mengurangi beban jalan meskipun sebatas kemampuan yang ada. Namun untuk mengurai kemacetan, karena petugas kita terbatas, tentu tidak semua titik kemacetan dapat kita urai,” keluhnya.

Ketika ditanya apakah sejauh ini belum ada koordinasi sekalipun dari pihak Dinas Perhubungan maupun dari Pemerintahan Kabupaten Agam, Andhika mengatakan belum pernah.

“Kita dapat katakan seperti itu sebab, minimal ada lah pemberitahuan saat mereka menugaskan petugas DLLAJ di lapangan, sebab SOP lalu lintas itu yang mengatur tentunya pihak Satlantas dari kepolisian. Namun tidak tahu juga jika mereka menempatkan petugasnya tanpa berkoordinasi dengan kita, tapi kalaupun ada petugas DLLAJ dari Dishub Kabupaten Agam di lapangan, minimal tentu petugas kita melihat itu, namun sejauh ini kami belum pernah melihatnya,” terang Andhika.

Sementara itu Bupati Kabupaten Agam Andri Warman, saat dimintai keterangannya melalui pesan WhatsApp terkait persoalan penempatan petugas DLLAJ Dinas Perhubungan Kabupaten Agam dalam mengurai kemacetan yang terjadi di sepanjang ruas jalan simpang Padang Luar hingga Simpang Malalak oleh wartawan lebih memilih bungkam (tidak menjawab), meskipun pertanyaan melalui pesan WhatsApp tersebut sudah dikirim dua hari sebelumnya. 

Sebanyak itu jalur macet, sebanyak itu pula pemuda bertindak sebagai petugas yang mengatur lalulintas, sambil menadahkan tangan untuk minta setiap kendaraan yang mau memberikan saat lewat. (Ys-one)